Sandi.co - Makanan atau camilan anak-anak cenderung memiliki rasa manis, padahal konsumsi gula pada anak perlu dibatasi. Asupan gula berlebih pada anak dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, termasuk memengaruhi tumbuh kembangnya. 

Tanpa disadari, banyak makanan maupun minuman yang dikonsumsi anak mengandung gula dalam kadar yang tinggi. Misalnya jus buah kemasan, biskuit, permen, kue, minuman bersoda, hingga saus tomat. Selain itu, kandungan gula pada susu untuk anak juga perlu diperhatikan, terutama susu dalam kemasan yang memiliki beragam jenis perasa buatan. Orangtua sebaiknya memberikan susu tanpa atau rendah gula untuk menghindari efek buruk kelebihan gula pada anak.

Dampak Gula Berlebih pada Anak

Sebenarnya gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan tubuh. Namun dalam kadar yang berlebih, gula justru bisa menjadi bumerang dan dapat membahayakan kesehatan anak. Risiko terhadap kesehatan juga meningkat, jika kebiasaan mengonsumsi gula berlebih dibiarkan hingga dewasa.
Berikut beberapa bahaya asupan gula berlebih pada anak yang bisa saja terjadi:
  • Kerusakan gigi
    Saat makanan yang mengandung gula menempel di gigi, maka kerusakan gigi bisa saja terjadi. Terlebih jika si Kecil tidak terbiasa untuk membersihkan giginya secara teratur, dengan baik dan benar.
  • Mengalami obesitas
    Berdasarkan sebuah penelitian, 8 dari 100 anak di Indonesia menderita obesitas. Penyebab obesitas pada anak bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, termasuk konsumsi gula berlebih. Dalam jangka panjang, obesitas dapat memicu penyakit jantung, kolesterol dan tekanan darah tinggi, gangguan tulang, serta gangguan mental, seperti lebih rentan mengalami stres dan kurang percaya diri.
  • Menderita penyakit diabetes
    Tidak hanya meningkatkan risiko terjadinya obesitas saja, konsumsi gula berlebih pada anak juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes.

Cara Membatasi Porsi Gula pada Anak

Orang tua perlu mengetahui porsi gula yang aman bagi anak. Anak usia 2-18 tahun, hanya diperbolehkan mendapat kurang dari 25 gram atau 6 sendok teh tambahan gula per harinya. Konsumsi gula seharusnya tidak lebih dari 10% total kalori setiap hari.
Dianjurkan untuk membiasakan anak mengonsumsi berbagai sumber karbohidrat yang mengandung gula alami, seperti sayur, buah, dan susu. Meski demikian, susu juga sebaiknya diberikan secara hati-hati pada anak-anak.
Untuk mencegah dampak buruk kelebihan asupan gula pada anak, orang tua dapat memberikan susu 0% sukrosa atau bebas gula. Selain itu, orang tua juga harus memerhatikan kandungan nutrisi dalam susu yang diberikan pada Si Kecil. Misalnya pada anak usia 1-3 tahun, perlu diberikan susu pertumbuhan dengan nutrisi yang lengkap untuk menunjang tumbuh kembangnya.
Selain bebas gula, penting memilih susu yang mengandung berbagai nutrisi yang mampu mendukung pertumbuhan Si Kecil, seperti:
  • DHA
    Saat memilih susu untuk anak, pilih susu yang mengandung DHA. Sebab kandungan DHA mampu membantu perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak dengan baik.
  • Beta glucan
    Kandungan beta glucan yang terdapat pada susu mampu meningkatkan daya tahan tubuh anak.
  • Vitamin B kompleks
    Susu pertumbuhan yang mengandung aneka jenis vitamin B, mulai dari B2, B3, B3, B6, hingga B12, membawa berbagai macam manfaat kesehatan untuk anak. Selain meningkatkan sistem metabolisme tubuh, vitamin-vitamin ini juga baik untuk kesehatan saraf dan sistem sirkulasi darah.
  • Prebiotik
    Kandungan prebiotik seperti PDX-GOS dalam susu, penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna Si Kecil. Prebiotik merupakan sumber nutrisi untuk bakteri baik di pencernaan.  
  • Zinc
    Pilihlah susu mengandung zinc yang dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Asupan zinc yang tidak tercukupi dengan baik dapat menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan berat badan kurang.
Penting bagi orang tua untuk memerhatikan asupan gula yang memadai pada anak. Namun, hindari asupan gula yang berlebihan agar tidak mengganggu tumbuh kembangnya. Ajarkan juga anak untuk mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter anak, untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat dalam mencukupi kebutuhan nutrisi anak.



Sumber : Alodokter