Sandi.co - Penelitian menemukan bahwa dua tahun pertama pernikahan adalah periode penting yang menentukan masa depan pernikahan. Dua tahun pertama pernikahan disebut-sebut sebagai masa dengan risiko perceraian tinggi.

Berapa lama pun waktu berpacaran, ketika menikah, kunci kesuksesan atau kegagalan pernikahan diduga terletak pada dua tahun pertama terbentuknya rumah tangga.

Pasangan yang tidak dapat melewati 2 tahun pertama ini dengan baik lebih berisiko mengalami masalah dalam hubungan pernikahan ke depannya, dan bukan tidak mungkin berujung pada perceraian.

Tantangan di Dua Tahun Pertama

Berikut ini adalah berbagai faktor yang dapat menjadi tantangan sekaligus risiko di dua tahun pertama pernikahan:

1. Berbeda pandangan hidup

Jika sebelumnya semuanya dilakukan sendiri, setelah menikah, kamu menjadi bagian dari kehidupan orang lain, baik secara hukum, sosial, dan agama.
Persatuan ini kemudian akan menimbulkan sejumlah tantangan, terutama jika terdapat perbedaan pandangan dan pilihan, misalnya perbedaan keyakinan dan agama, cara mengurus keuangan, atau pola asuh anak.

2. Gagal mengantisipasi konflik

Ada banyak hal penting baru yang harus dihadapi bersama, mulai dari berbagi tugas rumah tangga, mengelola keuangan, berurusan dengan mertua, mempelajari bagaimana mengelola konflik, menyempatkan waktu untuk berhubungan seksual, hingga mendiskusikan tujuan-tujuan hidup bersama.
Meskipun penting, membicarakan hal-hal tersebut berpeluang menyebabkan konflik. Itulah sebabnya, banyak pasangan yang akhirnya menghindari atau menunda untuk membicarakan hal-hal di atas. Padahal, penundaan ini justru dapat lebih membahayakan kehidupan pernikahan.

3. Tertekan oleh hubungan keluarga pasangan

Menikahi pasangan berarti juga menjadikan kamu sebagai bagian dari keluarga besarnya. Sebagian orang bisa merasa diterima, tapi sebagian lain mungkin merasa tertekan dengan adanya ekspektasi dan norma baru.

4. Hilangnya intimasi

Dalam suatu riset, ditemukan bahwa penyebab utama perceraian adalah hilangnya kasih sayang antarpasangan dalam dua tahun pertama pernikahan. Kedekatan dengan pasangan akan membuat masing-masing merasa bahwa pasangannya adalah orang yang paling bisa memahaminya. Jika kedekatan ini hilang, pernikahan akan sulit untuk bertahan saat menghadapi masalah.

Menguatkan Fondasi dalam Dua Tahun Awal Pernikahan

Banyak orang lupa bahwa pernikahan bukan sekedar hubungan romantis, tapi juga membutuhkan komitmen dan usaha. Pada masa awal pernikahan, diperlukan kerjasama antara suami dan istri untuk membentuk dasar rumah tangga yang kokoh.
Untuk menjaga rumah tangga tetap harmonis, hal-hal di bawah ini bisa menjadi panduan:

Menjaga intimasi 

Setelah masa bulan madu selesai, beberapa pasangan mungkin akan merasakan berkurangnya keintiman. Jika ini yang kamu rasakan, jangan dipendam sendiri. Bicarakan dengan pasanganmu mengenai cara untuk tetap menjaga kedekatan. Misalnya dengan menjadwalkan waktu khusus untuk berdua di sela kesibukan masing-masing.

Menjalin komunikasi yang baik

Langkah awal untuk memecah kebuntuan adalah bicara dengan jujur dan terbuka dengan pasangan tanpa saling menyalahkan. Sadarilah bahwa pasanganmu adalah pribadi yang unik serta memiliki pandangan dan cara berpikir yang beda denganmu.
Kamu dan pasanganmu perlu membicarakan pembagian tugas dan kewajiban, serta  membicarakan cara mengatasi konflik yang pasti akan kamu hadapi dalam pernikahan. Menghindari membicarakan hal-hal yang berpotensi menimbulkan konflik hanya akan menunda masalah.

Meminta saran dari orang lain

Dapatkan saran dan informasi mengenai hubungan pernikahan dari sumber yang baik, misalnya dengan membaca buku bertema pernikahan, meminta saran dari orang tua, atau konselor pernikahan. Selain membantu mengurai konflik, konseling juga berperan agar pasangan tetap fokus menjaga perasaan satu sama lain tetap positif.
Hubungan pernikahan yang langgeng bukan berarti harus selalu bahagia, lho. Kehidupan rumah tangga pasti memiliki pasang-surut dan tidak luput dari masalah. Namun dengan dasar yang kuat, pernikahan akan tetap stabil di saat-saat yang sulit sekali pun.
Jadi, yuk, tata hubunganmu di masa awal pernikahan agar menjadi fondasi yang kokoh dalam menghadapi tantangan di masa-masa mendatang.



Sumber :Alodokter